PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyajian Lisan
Penyajian Lisan adalah Penyampaian secara lisan atau kemampuan berbicara serta
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengaran menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam menyampaikn dengan lisan. Dalam hal ini sangat di perlukan adanya kemampuan dan penguasaan dalam tekhnik-tekhnik penyajian lisan.
Pendengaran menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam menyampaikn dengan lisan. Dalam hal ini sangat di perlukan adanya kemampuan dan penguasaan dalam tekhnik-tekhnik penyajian lisan.
2.2 Jenis dan
Bentuk Penyajian Lisan
Jenis Penyajian lisan sebagai
berikut:
1. Pidato
2. Diskusi
3. Ceramah
4. Dialog
5. Rapat
6. Presentasi
A. PIDATO
Pidato adalah penyajian lisan
kepada sekelompok masa. Seorang bicara secara langsung di atas podium atau
mimbar dan isi pembicaraannya diarahkan pada orang banyak.
Berpidato memerlukan sejumlah
kemahiran dasar, yakni:
a.
Mampu mengungkapkan pikiran
secara lisan dengan lancar,
b. Menguasai
bahasa secara baik dan benar,
c. Keberanian
tampil di depan umum.
2. Ciri-ciri berpidato
Pidato yang baik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Mengandung
tujuan yang jelas
b. Isi
pidato mengandung kebenaran
c.
Cara penyampaiannya sesuai
dengan kondisi pendengar
3. Metode Berpidato
Menurut metode penyampaiannya,
pidato terbagi ke dalam empat jenis.
a. Metode
Impromtu
Pidato Impromtu
disebut juga dengan metode pidato spontan atau pidato serta-merta.
Pidato impromtu disampaikan dengan tanpa persiapan. Pembicara secara langsung
berbicara berdasarkan kemampuan seadanya.
b. Metode
Membaca Naskah
Pidato tersebut sering pula disebut pidato manuskrip. Pidato
ini umumnya dilakukan oleh pejabat negara. Pidato membacakan naskah dilakukan
untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
c. Metode
Menghafal
Metode menghafal disebut juga memoriter. Metode ini
dilakukan dengan penuh persiapan. Naskah yang akan dipidatokan dipersiapkan
lebih dahulu kemudian dihafalkan kata demi kata.
d. Metode
Ekstemporan
Metode Ekstemporan dilakukan dengan cara menuliskan
pokok-pokok pikiran (outline) yang
akan dipidatokan. Juru pidato kemudian menyampaikan masalah yang telah
disampaikan itu dengan kata-katanya sendiri. Ia menggunakan catatan itu untuk
mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikannya.
1. Langkah-langkah Berpidato
Langkah-langkah berpidato adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan
topik dan tujuan pidato
b. Mengumpulkan
bahan koran atau buku yang menyajikan masalah yang berhubungan dengan materi
yang akan dipidatokan
c. Mensortir
materi
1) pilihlah materi yang terbaik
2) pisahkan materi yang pokok dengan materi penunjang
d. Pemahaman
dan penghayatan materi
1) mengkaji materi secara kritis
2) meninjau kelayakan materi dengan khalayak (audien)
3) meninjau materi yang kemungkinan menimbulkan pro dan
kontra
4) menyusun sistematika materi
5) menguasai materi pidato berdasarkan jalan pikiran yang
logis
e. Latihan
Berpidato
1) Menguasai secara utuh materi
yang sudah dipersiapkan
2) Penghayatan terhadap suasana
dan audien yang akan dihadapi
B. DISKUSI
Pengertian umum diskusi adalah membicarakan
suatu masalah oleh para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan
yang paling baik berdasarkan berbagai masukan.
Kata diskusi berasal dari bahas
Latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran. Dalam
bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti perundingan atau
pembicaraan.
Dari segi istilah, diskusi
berarti perundingan/bertukar pikiran tentang suatu masalah untuk memahami,
menemukan sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini
dapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang.
Diskusi adalah sebuah proses
tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih
teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu muncul perdebatan.
Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan
pemikiran/paham seseorang.
Diskusi sebagai suatu bentuk
pembelajaran umum adalah suatu cara pembelajaran di mana peserta didik
(mahasiswa) mendiskusikan (membicarakan, mencari jawaban bersama) dengan cara
saling memberikan pendapatnya, kemudian disaring untuk ditemukan kesimpulan.
Tentu saja persyaratan terjadinya pembelajaran dengan diskusi adalah bahwa
bahasa benar-benar sudah sangat dikuasai oleh mahasiswa. Dosen tidak lagi
memberikan perhatian pada bahasa, melainkan pada isi atau materi diskusi.
1. Macam macam diskusi
·
Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat
mengenai suatu hal.
·
Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat
prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.
·
Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu
karya.
·
Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan
singkat menjalang pelaksanaan kegiatan.
·
Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai
suatu masalah yang dihadapi bersama.
·
Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang
dihadapi bersama.
·
Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan
disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang
moderator.
·
Diskusi Kelompok
Pengertian Diskusi Panel
·
Diskusi panel merupakan
forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sekelompok orang di hadapan
sekelompok hadirin mengenai suatu masalah tertentu yang telah dipersiapkannya.
·
Diskusi Panel adalah
sekelompok individu yang membahas topik tentang kelebihan pada masyarakat atau
pendengar diskusi.
·
Panel mungkin sangat terstruktur atau mungkin saja sangat tidak formal.
Suatu panel yang berstruktur mungkin membatasi panjang dan keleluasaan dalam
menuturkan kata-kata (sampai pendapat), panel yang tidak formal mungkin menekankan interaksi
spontan yang bebas, para peneliti diharapkan terlebih dahulu memberikan pidato
tanpa text dan memiliki pengetahuan/keahlian sebagai dasar komentar mereka.
Keanggotaan panel biasanya terdiri atas para ahli, orang-orang awam yang
tertarik atau gabungan keduanya, tergantung pada topik yang dibahas. Satu
kriteria penting diskusi panel yang baik adalah adanya interaksi antar para
peserta diskusi panel.
Kelebihan-kelebihan dari Diskusi Panel
·
Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk mengikuti berbagai
pandangan sekaligus.
·
Biasanya dalam diskusi panel timbul pro dan kontra pandangan, semakin
sengit pro dan kontra, maka diskusi akan semakin menarik untuk diikuti.
·
Dalam diskusi panel, kelompok yang melakukan diskusi akan berhati-hati
dalam mengajukan pandangan atau mengemukakan pendapat, karena menyadari akan
dapat langsung digugat atau dibantah.
·
Peserta yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam hal
yang didiskusikan dapat menyampaikan pandangan.
Kekurangan-kekurangan dari Diskusi Panel
·
Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua peserta waswas untuk
menyampaikan pandangan secara terus terang dan semua peserta merasa sungkan
untuk berbeda pandangan.
·
Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang atau tidak seimbang
apabila ada peserta yang jauh lebih tangkas dalam menyampaikan daripada yang
lainnya.
·
Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha membuat kesimpulannya
sendiri dan menyampaikannya dalam diskusi itu.
·
Harus memilih moderator yang berani dan mampu turun tangan untuk
menyelamatkan diskusi agar jangan sampai pincang atau berat sebelah.
·
Ada kemungkinan terjadinya “pencemaran nama baik” dalam diskusi panel.
Tugas-tugas Para Pelaku dalam Diskusi Panel
Tugas-tugas Peserta:
·
mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi
menjadi tim affirmatif dan oposisi yang termasuk panelis,
·
mengajukan usul, pendapat, maupun komentar,
·
meminta panelis untuk memberikan pembuktian contoh maupun perbandingan.
Tugas-tugas Notula/penulis:
·
menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi
·
diperbolehkan untuk menyanggah
·
diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui
·
membuat makalah tentang permasalahan yang di diskusikan
Tugas-tugas Penyaji/panelis:
·
menyajikan materi diskusi
·
berperan sebagai pembicara dalam diskusi
·
mengutarakan makalah yang disampaikan
·
menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah
Tugas-tugas Moderator:
·
membuka diskusi
·
membacakan riwayat kehidupan panelis
·
mempersilakan panelis untuk berbicara
·
mengatur dan memimpin jalannya diskusi
·
membacakan kesimpulan diskusi
Tugas-tugas Penyanggah:
·
menyanggah usulan dari tim affirmatif
·
menyanggah pembicaraan panelis
·
meneliti kata-kata dalam makalah
·
melakukan pembuktian dan menentukan nilai banding
·
menyanggah hal-hal yang dianggap penting
C. CERAMAH
Ceramah merupakan kelompok
berbicara satu arah pembicara menyampaikan gagasannya kepada pihak lain
dan tidak memerlukan reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan
atau respon.
Ceramah dapat dikategorikan sebagai metode komunikasi lisan yang paling tua. Meskipun demikian, hingga saat ini masih sering dipakai, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam kegiatan komunikasi sosial lainnya.
Ceramah dapat dikategorikan sebagai metode komunikasi lisan yang paling tua. Meskipun demikian, hingga saat ini masih sering dipakai, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam kegiatan komunikasi sosial lainnya.
Kelebihan Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
1. Ceramah
merupakan metode yang “murah” dan “mudah” untuk dilakukan. Murah dalam arti
proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda
dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah,
memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapan yang rumit.
2. Ceramah
dapat menyajikan materi/ informasi yang luas. Artinya, materi yang disampaikan
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh penceramah dalam
waktu yang singkat.
3. Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, penceramah
dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Melalui
ceramah, penceramah dapat kontrol penuh atas para pendengar termasuk
mempengaruhinya.
Di samping beberapa kelebihan di
atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya:
1. Ceramah
yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
2. Penceramah
yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik
pendengar yang ada di dalam sebuah ruangan, namun secara mental pendengar sama
sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran karena pikirannya melayang
ke mana-mana, sehingga pendengar mengantuk, di sebabkan gaya bertutur
penceramah yang tidak menarik.
3. Melalui
ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh penceramah sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika pendengar diberi kesempatan
untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak
menjamin pendengar seluruhnya sudah paham.
D. DIALOG
Pengertian Dialog secara
etimologi terdiri dari dua kata yang berasl dari bahasa Yunani (dia) yang artinya jalan, batu, cara dan
(logos) yang berarti kata, sehingga
dialog dapat diartikan sebagai bagimana cara manusia dalam mengunakan sebuah
kata.
Dialog bukan diskusi. Bahkan, dialog
berlawanan dengan diskusi yang punya kecenderungan menuju sebuah goal tertentu,
mencapai sebuah persetujuan, memecahkan persoalan atau memenangkan opini
seseorang. Dialog bukan sebuah teknik untuk memecahkan persoalan atau sarana
resolusi konflik.
Dialog juga
dapat diartikan sebagi sebuah percakapan timbal balik antara dua orang atau
lebih. Dialog sebenarnya menyatakan proses berpikir dan perubahan cara berpikir
menjadi proses berpikir yang kolektif. Pada proses dialog saat orang lain
berkata sesuatu, pihak lain mendengarkan dan memberikan respon yang menyatakan
bahwa ia sependapat dengan orang yang sebelumnya.
Macam-Macam
Dialog
1. Drama
2.
Teater
3. Opera
Pengertian
1.Drama
1.Drama
Drama berarti perbuatan,
tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.
Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel,
yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk
diperankan oleh aktor.Berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”,
“perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media misalnya: di atas
panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan
musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
2. Teater
Secara etimologis Teater adalah
gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala
tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan
sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas
dengan media misalnya: Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang
tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.
Teater berasal dari
kata Bahasa Inggris “teater”
atau “theatre” dan berasal dari Bahasa Perancis“théâtre” serta berasal
dari Bahasa Yunani “theatron”, yang
semunya berarti “tempat untuk menonton” adalah cabang dari seni
pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan
menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik,
tari dan lain-lain.
3. Opera
Opera adalah dialog dan acting
yang di lukiskan dengan gerak dan ekspresi. Opera ini sama halnya dengan drama
tapi yang membedakan hanya pendek panjangnya waktu. Dalam opera waktu atau
durasinya lebih pendek dari pada drama.
E. RAPAT
1. Rapat adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi,
perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal
untuk membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil
kesepakatan bersama.
2. Rapat dalam pengertian
luas adalah sebuah permusyawaratan yang melibatkan banyak peserta dan
membahas banyak permasalahan penting.
3. Rapat dalam pengertian sempit adalah berupa diskusi yang hanya
melibatkan beberapa peserta dengan pembahasan yang lebih sederhana. Dalam Sub
bab ini hal-hal yang berkaitan dengan permusyawaratan tidak lagi diuraikan, dan
lebih fokus kepada rapat dalam pengertian umum/sederhana secara teknis.
4. Rapat merupakan suatu
bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap muka, yang sering
diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah.
5. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah
kelompok.
6. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan
keputusan secara musyawarah untuk mufakat.
Macam-macam Rapat
Rapat dibedakan menjadi beberapa
macam, tergantung pada segi peninjauannya. Menurut tujuannya, rapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Rapat Penjelasan adalah rapat yang bertujuan memberikan penjelasan
kepada para peserta. Dalam rapat penjelasan, seorang pemimpin rapat memberikan
penjelasan kepada para peserta rapat.
2. Rapat Pemecahan merupakan rapat yang bertujuan mencari pemecahan
suatu masalah. Pada rapat pemecahan masalah, peran peserta rapat sangat besar
untuk memberikan masukan berupa saran atau pendapat yang akan disimpulkan
bersama yang merupakan jalan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
3. Rapat Perundingan adalah rapat yang bertujuan menghindari adanya
suatu perselisihan.
Rapat menurut sifatnya
dibedakan menjadi 4, antara lain:
(a) Rapat resmi (formal meeting)
Rapat resmi adalah rapat yang diselenggarakan untuk membahas
masalah-masalah yang sangat penting dan berlaku peraturan keprotokolan yang
mengatur kelancaran jalannya rapat. Peserta rapat akan informal meeting mendapatkan pemberitahuan terlebih
dahulu yang biasanya dilengkapi dengan agenda rapat.
(b) Rapat tidak resmi (nonformal
meeting )
Rapat tidak resmi adalah rapat yang diadakan tidak
berdasarkan perencanaan yang formal. Rapat tidak memerlukan persiapan istimewa
dan rapat ini mendiskusikan suatu hal yang terjadi tiba-tiba.
(c) Rapat terbuka
Rapat terbuka adalah rapat yang dihadiri oleh semua anggota
dan materi yang dibahas merupakan masalah yang bersifat tidak rahasia.
(d) Rapat tertutup
Rapat tertutup adalah rapat yang dihadiri oleh peserta rapat
tertentu saja dan masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah yang bersifat
rahasia.
Menurut jangka
waktunya, rapat dibedakan menjadi sebagi berikut :
1. Rapat mingguan adalah rapat yang diadakan seminggu sekali dan
biasanya membahas masalah-masalah yang bersifat rutin.
2. Rapat bulanan adalah rapat
yang diadakan setiap bulan sekali dan membahas masalah-masalah yang terjadi
selama sebulan yang lalu.
3. Rapat semesteran adalah
rapat yang diadakan setiap enam bulan sekali yang membahas masalah-masalah yang
terjadi selama enam bulan yang lalu dan program-program selanjutnya untuk enam
bulan ke depan.
4. Rapat tahunan adalah rapat yang diadakan setahun sekali.
Menurut frekuensinya, rapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. Rapat rutin
Rapat rutin adalah rapat yang sudah
ditentukan waktunya.
2. Rapat
insidentil
Rapat insidentil adalah rapat
tidak terjadwal. Biasanya rapat ini membahas masalah yang sifatnya penting dan
harus diselesaikan bersama.
Menurut saluran hubungan dalam organisasi, rapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
A. Rapat Vertikal yaitu rapat antara
pimpinan dengan para bawahan dalam rangka pemberian informasi tentang berbagai
peraturan atau kebijakan pemimpin, atau dalam rangka pengambilan keputusan.
Dalam rapat ini para bawahan diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran
sehingga dengan demikian pimpinan dapat memberikan motivasi kepada para bawahan
untuk berpikir secara kreatif.
B. Rapat Horizontal, yaitu rapat yang
berlangsung antara pejabat atau pegawai yang setingkat. Rapat ini
diselenggarakan terutama dalam rangka untuk mendapatkan koordinasi dan
kerjasama di antara unit yang ada dalam organisasi untuk menghindari adanya
duplikasi pekerjaan dan adanya ingkar tanggung jawab dari masing-masing pejabat
dalam pelaksanaan tugas.
Berdasarkan
pelaksanaannya, rapat kerja dibedakan menjadi dua macam antara lain:
1. Rapat kerja terpimpin yaitu rapat dimana pimpinan rapat memegang
peran utama dalam pengambilan keputusan. Rapat kerja pimpinan juga dapat
berlangsung dalam rangka pemberian penjelasan tentang peraturan atau petunjuk
agar dalam pelaksanaannya dapat berlangsung secara serentak dan seragam.
2. Rapat kerja terbuka yaitu lawan dari rapat kerja terpimpin, dimana
pimpinan tidak memegang peranan utama dan para peserta diberi kesempatan untuk
memberikan saran-saran positif yang dimilikinya. Rapat semacam ini
diselenggarakan untuk mendapatkan sumbangan pikiran. Tanggapan (komentar) Di
jaman yang semakin modern ini semakin banyak jenis penyajian lisan. Sebenarnya
penyajian lisan sudah ada dari dulu tetaapi sekarang jenisnya lebih banyak.
Penyajian lisan yang paling banyak diminati jaman sekarang adalah gosip,
pidato, ceramah, pembawa acara (MC), dan lain- lain.
F. PRESENTASI
Presentasi adalah salah satu
jenis komunikasi antara pembicara dan pendengar
·
Secara umum presentasi lisan dapat dikategorikan kedalam dua bagian
besar yaitu:
Presentasi Pretemporaneous
Presentasi pretemporaneous adalah segala jenis penyajian yang dipersiapkan sedemikian rupa tanpa menghiraukan tingkat penerimaan pendengar atau kesesuaian isi sajian dengan kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas :
Presentasi pretemporaneous adalah segala jenis penyajian yang dipersiapkan sedemikian rupa tanpa menghiraukan tingkat penerimaan pendengar atau kesesuaian isi sajian dengan kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas :
·
Presentasi Teks
Presentasi Teks (reading presentation) adalah suatu bentuk penyajian lisan dimana penyaji sepenuhnya menggunakan teks (membaca kata demi kata)
Presentasi Teks (reading presentation) adalah suatu bentuk penyajian lisan dimana penyaji sepenuhnya menggunakan teks (membaca kata demi kata)
·
Presentasi Hapalan
Presentasi hapalan (memorized presentation) adalah suatu gaya penyajian lisan dimana bahan sajian ditulis dalam bentuk teks tertulis lalu dihafalkan.
Presentasi hapalan (memorized presentation) adalah suatu gaya penyajian lisan dimana bahan sajian ditulis dalam bentuk teks tertulis lalu dihafalkan.
Presentasi Extemporaneous
Presentasi Extemporaneous adalah segala jenis penyajian yang disesuaikan dengan tingkat penerimaan pendengar dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas :
Presentasi Extemporaneous adalah segala jenis penyajian yang disesuaikan dengan tingkat penerimaan pendengar dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas :
·
Penyajian Spontan (the impromptu
presentation)
Bentuk penyajian langsung adalah penyajian lisan spontan informal tanpa persiapan yang matang dipihak pembicara.
Bentuk penyajian langsung adalah penyajian lisan spontan informal tanpa persiapan yang matang dipihak pembicara.
·
Penyajian Langsung Menggunakan Kartu (the note card presentation)
Uraian dalam penyajian lisan ini disesuaikan dengan nalar pendengar, namun inti penyajian lisan tetap disesuaikan dengan tujuan penyajian. Teknik penyajian ini bebas , natural, dipersiapkan dengan sebaiknya namun disesuaikan dengan tingkat respon pendengar selama penyajian.
Tujuan Presentasi adalah
a. Edukasi atau pendidikan
b. Memberikan Informasi
c. Persuasi atau mempengaruhi
a. Edukasi atau pendidikan
b. Memberikan Informasi
c. Persuasi atau mempengaruhi
Jenis-jenis Presentasi adalah
1. Oral: Presentasi dengan berbicara
2. Visual: Presentasi dengan menggunakan tampilan
3.Teksual: Presentasi dengan menggunakan teks,selebaran
1. Oral: Presentasi dengan berbicara
2. Visual: Presentasi dengan menggunakan tampilan
3.Teksual: Presentasi dengan menggunakan teks,selebaran
1.3 Teknik
Penyajian Lisan
Dalam menyajikan secara lisan di
perlukan beberapa teknik diantaranya ditentukan oleh dua faktor utama yaitu:
Kedua faktor itu adalah faktor kebahasaan dan faktor
nonkebahasaan .
Faktor Kebahasaan
Faktor Kebahasaan
1. Lafal yang benar (cara mengucapkan
kata-kata dengan benar)
2. Tekanan Kata atau Aksen
Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara umum dan konsisten tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya. Anda dapat membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara secara monoton (tanpa tekanan pada kata yang diucapkan).
Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara umum dan konsisten tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya. Anda dapat membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara secara monoton (tanpa tekanan pada kata yang diucapkan).
3. Pemenggalan Kalimat (Jeda)
Kemampuan memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada perasaaan bahasa seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan berlatih memahami makna setiap kata dalam hubungan kalimat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia antara lain ditentukan oleh jedanya atau pemenggalan kalimatnya. Contohnya kalimat Kucing makan tikus mati. Makna kalimat dapat berubah-ubah berdasarkan jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan makna kalimat itu .
Kemampuan memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada perasaaan bahasa seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan berlatih memahami makna setiap kata dalam hubungan kalimat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia antara lain ditentukan oleh jedanya atau pemenggalan kalimatnya. Contohnya kalimat Kucing makan tikus mati. Makna kalimat dapat berubah-ubah berdasarkan jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan makna kalimat itu .
4. Intonasi atau Lagu Kalimat
Intonasi atau lagu kalimat mengacu pada turun-naiknya, cepat-lambat, dan keras lembutnya kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga harus berhati-hati karena perubahan Intonasi juga mengakibatkan perubahan makna kalimat.
Intonasi atau lagu kalimat mengacu pada turun-naiknya, cepat-lambat, dan keras lembutnya kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga harus berhati-hati karena perubahan Intonasi juga mengakibatkan perubahan makna kalimat.
5. Enunsiasi (kejelasan)
Enunsiasi adalah kejelasan pengucapan kata, dan ketepatan pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang yang berbicara menggumam sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar. Ada juga orang yang apabila berbicara terlalu cepat sukar dipahami ucapannya. Hal ini harus dihindari oleh pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam tugasnya. Caranya, adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih vokal.
Enunsiasi adalah kejelasan pengucapan kata, dan ketepatan pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang yang berbicara menggumam sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar. Ada juga orang yang apabila berbicara terlalu cepat sukar dipahami ucapannya. Hal ini harus dihindari oleh pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam tugasnya. Caranya, adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih vokal.
6. Mengggunakan Bahasa atau Kalimat secara Efektif
Seorang pembawa acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif mungkin, sedapat mungkin hindarilah kalimat yang tidak efektif.
Seorang pembawa acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif mungkin, sedapat mungkin hindarilah kalimat yang tidak efektif.
Faktor Nonkebahasaan
1. Sikap tenang menghadapi massa
Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
2. Tampil Mengesankan
Penampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.
Penampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.
3. Cepat tanggap dan kaya Inisiatf
Apabila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.
Apabila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.
4. Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan
dan tidak resmi)
5. Memiliki suara yang enak didengar
Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi atau bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring melengking.
Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi atau bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring melengking.
6. Tidak emosional
Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya
Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya
Sikap Mental
Penyajian Lisan
Yang
dimaksud sikap mental penyajian lisan atau berbicara adalah unsur kejiwan yang
mempengarui berhasil tidaknya kegiatan berbicara. Unsur-unsur kejiwaan itu
antara lain rasa komunikasi, rasa humor, rasa kepemimpinan, dan rasa percaya
diri.
1. Rasa Komunikasi
Di samping memiliki daya ingat yang baik terhadap bahan pembicaraan
seseorang pembicara juga harus menyesuaikan diri dan memiliki perasaan akrap
terhadap lawan bicara.
2. Rasa Humor
Humor-humor segar yang berkaitan dengan tema pembicaraan selama proses
komunikasi berlangsung kadang-kadang perlu di munculkan humor untuk menghindari
kepenatan.
Beberapa langkah yang harus di tempuh oleh pembicara untuk menumbuhkan rasa
ini adalah mengambil cerita-cerita lucu. Diharapkan dengan adanya humor cerita
lucu ini akan mengangkat suasana yang lebih enak.
3. Rasa Kepemimpinan
Seorang pembicara harus memiliki rasa kepemimpinan. Artinya bahwa pembicara
merupakan seseorang yang di tokohkan dalam suatu kelompok dengan demikian
kewibawaan adalah faktor yang sangat penting. Untuk menumbuhkan rasa ini
pembicara hendaknya mempunyai rasa kepercayaan diri sehingga jiwa kepemimpinan
akan bisa timbul.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah
di bahas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Penyajian Lisan adalah Penyampaian sesuatu yang di
sampaikan secara lisan yang bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada para pendengar. Teknik
penyajian lisan di bagi menjadi beberapa macam yaitu:
Pidato,Diskusi,Ceramah,Dialog,Rapat,Presentasi.
3.2 SARAN
Sebaiknya
dalam teknik penyajian lisan harus di sertai dengan persiapan yang matang
dan sesuai dengan teknik penyajian lisan
di atas sehingga tidak ada kendala pada waktu penyajian lisan.
thanks atas materinya yang sangat bermanfaat
BalasHapusthanks atas materinya yang sangat bermanfaat
BalasHapusdaftar pustakanya apa
BalasHapus